Author: Kenten Mushroom Farm
•14:05
Jumat, 28 November 2008 | 15:45 WIB

MEDAN, JUMAT - Perubahan fungsi hutan menjadi lahan perkebunan maupun pertanian yang terus meningkat di kawasan Sumatera telah mengancam populasi orangutan Sumatera (Pongo abelii). Co Manager Field dan Research Sumatran Orangutan Conservation Programme (SOCP) Asril, di Medan, Jumat (28/11), mengatakan, perubahan habitat sangat mempengaruhi kemampuan orangutan dalam melangsungkan hidupnya.

Perubahan habitat tersebut dapat berupa kehilangan, kerusakan, dan fragmentasi habitat akibat konversi lahan hutan menjadi perkebunan skala besar, pengusahaan hutan yang salah, perambahan, illegal logging, dan kebakaran. Fragmentasi habitat merupakan proses yang menyebabkan kawasan hutan primer yang semula saling bersambungan berubah menjadi "pulau-pulau kecil yang terpencar".

"Kondisi ini menyebabkan populasi orangutan atau satwa lainnya terisolasi atau terpecah menjadi kelompok kecil yang dapat menyebabkan kepunahan," katanya.

Berdasarkan hasil workshop Population and Habitat Viability Assessment (PHVA) orangutan tahun 2004, populasi orangutan di alam diperkirakan hanya tinggal 58.300 individu. 51.000 individu berada di Kalimantan dan 7.300 individu terdapat di Sumatera dengan habitat seluas kira-kira 9.000 km persegi.
Hampir sebagian besar populasi orangutan tidak berada di dalam area konservasi sehingga menimbulkan masalah yang sangat serius dalam manajemen konservasi orangutan.

(Sumber Kompas, Jumat 28 November 2008)
This entry was posted on 14:05 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 comments: